Seperti burung yang lain, Burung Hantu tidak dapat mengunyah makanan, mangsa kecil ditelan keseluruhan, sementara mangsa besar di cabik menjadi bagian kecil sebelum ditelan. Beberapa jenis mematahkan bagian tubuh mangsa burung atau mamalia yang lebih besar.
Tidak seperti burung lain, Burung Hantu tidak punya tembolok. Tembolok berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan untuk pencernaan berikutnya. Karena tidak punya tembolok, makanan diteruskan secara langsung kedalam saluran pencernaan.
Lambung burung terdiri dua bagian yaitu proventriculus dan ventriculus.
Bagian pertama adalah proventriculus, yang menghasilkan enzim, asam, dan mucus yang mengawali poses pencernaan.
Bagian kedua dalah ventriculus. Disini tidak ada kelenjar pencernaan, dan pada burung pemangsa ini berperan sebagai penyaring, penahan bagian tak tercerna seperti tulang, bulu, gigi.
Bagian makanan yang lunak dan larut, digiling oleh kontraksi otot, dan memungkinkan untuk masuk bagian sistem pencernaan berikutnya, yaitu usus besar dan kecil. Hati dan pankreas mensekresi enzim pencernaan kedalam usus kecil, dimana makanan akan diserap kedalam tubuh.
Bagian akhir saluran cerna adalah kloaka, yang menahan kotoran dari sistem pencernaan dan urinary. Penting untuk dicatat bahwa burung tidak punya kandung kemih (kecuali burung onta). Ekskresi dari kloaka sebagian besar bersifat asam, yang berupa tetesan putih.
Beberapa jam setelah makan, bagian tak tercerna (bulu, tulang, gigi yang masih didalam lambung) dipadatkan menjadi suatu pelet yang berbentuk sama seperti lambung. Pelet ini berjalan keluar dari lambung ke proventriculus. Pelet akan menetap disini sampai 10 jam sebelum dimuntahkan (regurgitasi). Karena pelet menghalangi sebagian saluran cerna, mangsa baru tidak dapat ditelan sampai pelet dimuntahkan. Pemuntahan seringkali menjadi petunjuk bahwa burung siap untuk makan kembali. Saat burung makan lebih dari satu mangsa dalam beberapa jam, beberapa komponen akan dimampatkan dalam satu pelet.
Siklus pelet bersifat teratur, sisa dimuntahkan saat saluran cerna selesai menyerap nutrisi dari makanan. Hal ini seringkali dilakukan pada tempat bertengger favorit. Saat seekor Burung Hantu akan menghasilkan pelet, akan menampakkan ekspresi kesakitan – mata tertutup, wajah menyempit, dan enggan terbang. Pada saat pengeluaran, leher dipanjangkan kedepan, paruh terbuka, dan pelet dengan mudahnya dikeluarkan tanpa ada gerakan meludah atau tersedak (retching).
Pelet Burung Hantu berbeda dari burung pemangsa lain, dimana mengandung bagian besar sisa makanan. Hal ini disebabkan cairan lambung kurang bersifat asam dibanding burung pemangsa lain. Burung pemangsa lain juga cenderung untuk lebih mencabik-cabik mangsanya daripada Burung Hantu.
10 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Leap Frog Abc Video - ThTopBet ミスティーノ ミスティーノ 카지노 카지노 771Over/Under Tips - Free Over/Under Tips - FaBCasino
Posting Komentar